Kamis, 17 Mei 2012

Asbabun Nuzul: Sebab Turunnya Ayat-Ayat dalam Q.S Al-Lail

 Berikut adalah sebab-sebab turunnya ayat yang terdapat pada Q.S Al-Lail:
  
Asbabunnuzul ayat 1-4:
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: “Sesungguhnya bahwa ada seorang laki-laki yang memiliki sebuah pohon kurma, hanya saja pohon kurma miliknya itu salah satu tangkainya menjulur kedalam rumah seseorang yang miskin lagi banyak anaknya. Apabila lelaki itu datang untuk memetik buahnya.ia langsung menaikinya dan memetik buahnya. Sewaktu ia naik dan memetiknya tentu saja ada beberapa buah kurma yang terjatuh, lalu buah yang terjatuh di ambil oleh anak-anak si orang miskin tadi itu. Lelaki itu segera turun dari pohon kurmanya dan langsung mengambil buah yang terjatuh itu dari tangan ank-anak orang miskin itu. Apabila ia menjumpai buah kurmanya itu berada di mulut salah seorang di antara mereka, ia segera memasukkan jari telunjuknya ke mulut anak itu dengan maksud untuk mengeluarkan buah kurma dari mulut si anak itu. 
Lalu orang miskin itu mengadukan hal tersebut kepada Nabi SAW. Nabi SAW berkata kepadanya: “Pergilah kamu, dan temui pemilik kurma dan katakan: berikanlah pohon kurma engkau yang condong yang cabangnya masuk ke rumahku kepadaku, dan engkau mendapatkan di surga.

Lalu berkatakalah lelaki yang mempunyai pohon kurma kepadanya (orang miskin): “Sesungguhnya aku telah member. Dan aku punya pohon kurma banyak. Dan bahkan ada yang lebih baik buahnya.

Kemudian lelaki lain itu datang kepada Rasulullah saw dan berkata kepadanya: Wahai Rasulullah apakah engkau akan memberikan juga kepadaku tawaran yang pernah engkau ajukan kepada lelaki tadi jika aku mengambil pohon kurmanya”. Rasulullah  saw menjawab: “Ya, tentu saja”.

Maka pergilah laki-laki itu menemui pemilik kurma, maka ia pun memintanya (supaya dia bisa member lekaki miskin tadi). Lalu berkatalah lelaki itu padanya: “Apakah kamu mengetahui bahwasannya Muhammad SAW memberikan kepadaku  pohon kurma di surga sebagai ganti dari pohon kurmaku yang menjulur kerumah si fulan?” Maka aku menjawab: “Sesungguhnya aku pun telah diberi, hanya saja aku senang kepada buah yang dihasilkannya; dan sesungguhnya aku memilki banyak pohon kurma, tetapi tiada suatu pohon kurma pun yang lebih menakjubkan buahnya daripada pohon kurmamu itu. Apakah kamu mau menjualnya?” Pemiliki kurma menjawab: “Tidak, kecuali jika aku diberi imbalan sesuai dengan apa yang aku inginkan, dan aku rasa orang tidak akan mau menerima keinginkanku itu”. Lelaki lain itu berkata kepada pemilik kurma: “Berapa yang kamu maui sebagai imbalannya?” Pemilik kurma menjawab: “Empat puluh buah pohon kurma”. Lalu berkatalah laki-laki itu: “Sesungguhnya engkau telah melakukan sesuatu yang aneh, engkau meminta 40 pohon kurma dengan satu pohon yang condong?” Lalu lelaki lain itu diam berpikir  sejenak lalu ia berkata kepada pemilik kurma: “Baiklah, aku memberikan kepadamu empat puluh buah kurma sebagai imbalannya, tetapi jika kamu sungguh–sungguh, aku minta hal ini disaksikan oleh orang lain”. Lalu pemilik kurma itu memanggil kaumnya dan menyuruh mereka menyaksikan transaksi barter ini. 

Kemudian lelaki lain itu pergi menemui Rasulullah SAW. Sesampainya di sana, lalu ia berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya pohon kurma itu telah menjadi milikku, sekarang aku berikan kepadamu”. Kemudian Rasulullah SAW pergi menemui orang yang miskin tadi di rumahnya, lalu ia berkata kepadanya: “Pohon kurma itu kuberikan kepadamu dan anak–anakmu”. Maka Allah menurunkan firman-Nya Q. S Al-Lail ayat 1-4: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang). Demi siang apabila terang benderang. Dan penciptaan laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda”.”

Asbabunnuzul ayat 5-10:
Diriwayatkan dari Sayidina Ali ra, dia berkata: “Telah bersabda Nabi SAW: ‘Tidak seorangpun dari pada kamu kecuali telah dituliskan tempatnya disurga dan di neraka. Mereka (sahabat) berkata: “Wahai Rasulullah, apakah kami bisa pasrah begitu saja?” Berkatalah Nabi SAW: “Beramallah kamu, karena semua dimudahkan bagi yang diciptakan untuknya surga atau neraka”. Maka turunlah Q.S Al-Lail ayat 5-7: “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa. Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik baik (surga). Maka kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. Serta mendustakan pahala terbaik. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.

Asbabunnuzul ayat 17-18:
Diriwayatkan Ibnu Zubair, dia berkata: “Abu Bakar membeli hamba yang lemah, kemudian ia memerdekakan mereka. Lalu berkatalah bapaknya kepadanya: “Hai anakku, andaikan engkau membeli yang dapat menolong engkau”. Berkatalah ia, “Aku tidak menginginkan yang dapat menolongku”. Maka turunlah ayat Q.S Al-Lail ayat 17-18.[1]

Asbabunnuzul ayat 17-19:
 “Urwah ra memaparkan ketiga ayat ini berturunan dengan Abu Bakar Ash-Siddiq ra yang telah memerdekakan tujuh orang hamba sahaya yang telah beriman kepada Allah SWT yang disiksa pemilik mereka masing-masing. (H.R Ibnu Abi Hatim)[2]

Asbabunnuzul ayat 19-21:
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya Bilal ketika dia masuk Islam ia pergi ke berhala. Lalu dia mengalungkan pedang ke berhala tersebut. Padahal ia adalah hamba Abdullah bin Jad’an. Maka mengadulah orang-orang musyrikin kepada Jad’an tentang apa-apa yang telah ia lakukan. Maka ia pun memberikan Bilal 100 ekor unta untuk disembelih/ dipotong kepada musyrikin untuk Tuhannya. Dan mereka pun mengambilnya dan mereka pun menyiksa Bilal di padang pasir yang panas. Dan Bilal pun berkata: “Ahad…Ahad…” Kemudian lewatlah Nabi SAW dan berkata: “Yang melepaskan engkau nanti adalah Ahad, Ahad (Allah). Dan kemudian Allah mengatakan kepada Abu Bakar bahwasanya Bilal disiksa karena Allah. Maka Abu Bakar membawa 1 ritel dari emas. Lalu dia membelinya. Maka turunlah Q.S Al-Lail ayat 19-21: “Padahal tidak ada seorangpun yang memberinya suatu nikmat kepadanya yang harus dibalas. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia akan mendapatkan kepuasan.”[3]



[1]  Al- Wahidi. Asbabunnuzul.
[2]  DR. Ahmad Hatta, MA. Tafsir Quran Perkata dan Asbabunnuzul.
[3]  Al-Wahidi. Asbabunnuzul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar