Di
bawah ini akan dibahas mengenai :
- Apa yang dimaksud dengan individu dan populasi?
- Apa yang dimaksud dengan adaptasi?
- Bagaimana cara menghitung kepadatan populasi?
- Bagaimana cara menghitung kecepatan perubahan populasi?
- Jelaskan hubungan antarkomponen, individu dan populasi!
Individu
Istilah individu berasal dari bahasa
Latin individum yang berarti tidak dapat dibagi. Dalam ekologi, beberapa
ciri-ciri individu antara lain:
a.
Suatu
individu selalu menggambarkan sifat tunggal.
b.
Dalam
diri yang tunggal terjadi proses hidup sendiri.
c.
Proses
hidup yang satu dengan lainnya berbeda.
Jadi secara istilah individu
dapat diartikan sebagai sebutan untuk
makhluk atau organisme tunggal yang dapat berdiri sendiri. Contohnya seekor
tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang
manusia.
Dalam mempertahankan hidup, setiap
jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan
harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta
memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki
struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan
tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh
untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk
hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi,
dan adaptasi tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan
penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi
morfologi, antara lain:
a.
Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora
atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing
untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam
untuk mencabik-cabik mangsanya.
b.
Moncong
Trenggiling besar
adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan.
Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan
ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan
lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini
mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut
untuk menangkap serangga.
c.
Paruh
Elang memiliki paruh
yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh
untuk mencengkeram korbannya.
d.
Daun
Tumbuhan insektivora,
misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan
dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan
enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan,
sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
e.
Akar
Akar tumbuhan gurun
kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam
tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
2.
Adaptasi
Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan
penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya
adalah:
a.
Kelenjar
bau
Musang dapat
mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang
dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b.
Kantong
Tinta
Cumi-cumi dan gurita
memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta
disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat
kedudukan cumi-cumi dan gurita.
c.
Mimikri
Kulit kadal dapat
berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi
oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan
sekitarnya.
3.
Adaptasi
Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku merupakan
adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku makhluk hidup. Contohnya sebagai
berikut :
a.
Pura-pura
tidur atau mati
Beberapa hewan
berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering
berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
b.
Migrasi
Ikan salem raja di
Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk
bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur
empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika
Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan
sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya
mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah
menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
Populasi
Tidak ada makhluk hidup yang dapat
hidup sendiri. Setiap makhluk hidup membutuhkan makhluk hidup lain. Oleh karena
itu, makhluk hidup tinggal bersama makhluk hidup lain.
Kumpulan individu sejenis yang hidup
pada suatu daerah dan dalam waktu tertentu disebut populasi. Misalnya,
1 ayam jantan, 2 ayam betina, dan 3 anak ayam di kandang membentuk populasi
ayam.
Suatu organisme disebut sejenis bila
organisme tersebut menempati daerah atau habitat yang sama, serta mempunyai
persamaan bentuk, susunan tubuh, dan aktifitas.
Jika populasi berkumpul dan hidup pada
waktu dan daerah tertentu serta saling berinteraksi dan mempengaruhi, maka
populasi-populasi ini disebut komunitas.
1.
Kepadatan
Populasi
Jumlah
individu sejenis dalam suatu satuan luas daerah tertentu disebut kepadatan
populasi. Istilah kepadatan populasi banyak digunakan dalam bidang
kependudukan. Untuk mengetahui kepadatan populasi di suatu tempat, dapat
menggunakan rumus:
D = N / S
Keterangan: D =
kepadatan penduduk
N =
jumlah individu
S = luas daerah atau tempat
Sebagai
contoh, suatu daerah luasnya 10 km2 dihuni 50 ekor rusa dan 30 ekor
kelinci, maka kepadatan populasi kedua hewan di daerah tersebut adalah sebagai
berikut:
Kepadatan
populasi rusa = 50 ekor/ 10km2 atau
5 ekor/km2
dan
Kepadatan
populasi kelinci = 30 ekor/ 10km2atau 3 ekor/km2
2.
Perubahan
Populasi
Ukuran
populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika
populasi. Perubahan dapat berupa penambahan dan pengurangan. Perubahan
populasi yang bersifat penambahan dapat disebabkan kelahiran (natalitas) dan
kedatangan (imigrasi) dari tempat lain. Dan perubahan yang bersifat pengurangan
dapat disebabkan kematian (mortalitas) dan perpindahan (emigrasi) ke tempat
lain. Natalitas dan mortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan semua
populasi. Sedangkan dinamika populasi yang disebabkan imigrasi dan emigrasi
khusus untuk organisme yang dapat bergerak, seperti hewan dan manusia.
Populasi
hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok.
Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis
dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.
Perubahan tersebut dapat dihitung
dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Secara sistematik
dirumuskan sebagai berikut:
DP
= N/t
Keterangan: DP =
kecepatan perubahan populasi
N =
jumlah populasi
t =
waktu
Misalnya,
tahun 1980 populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun
1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat
bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang
pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang
pohon yang berkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi :
(700-500)/
(1990-1980) = 200/10 = 20 batang/ tahun
Dari
rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya
pohon tiap tahun adalah 20 batang.
Ada
beberapa faktor penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi. Dari alam dapat
disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari
manusia misalnya karena tebang pilih.
Pada
dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang
tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik itu antara
lain: kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju
kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk
pertumbuhan.
Interaksi Antarkomponen
Interaksi antara individu satu dengan
individu lain di dalam spesies yang sama pada suatu areal tertentu membentuk
populasi. Interaksi antarindividu ini dikenal interaksi intraspesifik.
Dan populasi berinteraksi membentuk komunitas. Interaksi antarpopulasi
berbentuk hubungan:
- Simbiosis mutualisme, yaitu hubungan antar organisme atau populasi yang saling menguntungkan. Misalnya: kupu-kupu dan bunga.
- Simbiosis parasitisme, yaitu hubungan yang merugikan salah satu organisme. Misalnya antara kutu dan anjing.
- Simbiosis komensialisme, yaitu salah satu organisme diuntungkan, dan yang lain tidak dirugikan. Misalnya anggrek dan pohon yang ditumpanginya.
- Predatorisme, yaitu yang satu memakan yang lain. Misalnya antara kucing dan tikus.
- Netralisme, yaitu tidak ada yang diuntungkan dan tidak ada juga yang dirugikan. Misalnya cicak dan kecoak.
- Kompetisi, yaitu antarpopulasi memiliki kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Misalnya kambing dan sapi.
_ _ _ _ _
Referensi:
Daroji
dan Haryati. 2007. Sains Biologi. Solo: Tiga Serangkai.
Pratiwi,
dkk. 2004. Biologi SMA. Jakarta: Erlangga.
Sumarwan,
dkk. 2000. IPA Biologi SMP. Jakarta: Erlangga.
Syamsuri,
Istamar, dkk. 2004. Biologi SMA 1 B. Malang: Erlangga.
blogger pelit!
BalasHapusbikin post itu buat bantu orang apa mau ngeksis?
pake pasang anti copas segala!